Gawe Rapah sebagai Model Resolusi Konflik Berbasis Kearifan Lokal di Pulau Seribu Masjid, Lombok

Authors

  • Mohammad Zaenul Kamar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Casmini Casmini Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Nurus Sa'adah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.22373/jsai.v5i3.6413

Keywords:

Gawe rapah, Resolusi Konflik, Kearifan Lokal, Lombok

Abstract

This study aims to analyze the role of the “gawe rapah” tradition in addressing three forms of violence—direct, structural, and cultural—and to explore its contributions to peacemaking, peacekeeping, and peacebuilding within the multicultural context of Mareje Timur Village, Lombok Island. Employing a qualitative descriptive approach, the research utilizes direct observation, in-depth interviews, and document analysis. Data were analyzed using Galtung's conflict resolution theory. The findings reveal that the “gawe rapah” tradition effectively mitigates direct violence through dialogue, addresses structural inequalities by fostering social inclusion, and reduces cultural violence through tolerance education. Additionally, the tradition contributes to maintaining social stability (peacekeeping) and fostering long-term harmony (peacebuilding), including integration into formal education and the utilization of digital technology. This study underscores the relevance of the “gawe rapah” tradition as a conflict resolution mechanism rooted in local wisdom and highlights its potential to serve as an inclusive and sustainable model for conflict resolution in other multicultural contexts.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran tradisi “gawe rapah” dalam mengatasi tiga bentuk kekerasan—langsung, struktural, dan budaya—serta mengeksplorasi kontribusinya pada peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding dalam konteks masyarakat multikultural di Desa Mareje Timur, Pulau Lombok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan observasi langsung, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Data dianalisis menggunakan teori resolusi konflik Johan Galtung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi “gawe rapah” efektif dalam meredakan kekerasan langsung melalui dialog, mengatasi ketimpangan struktural dengan menciptakan inklusi sosial, dan mengurangi kekerasan budaya melalui pendidikan toleransi. Tradisi ini juga berkontribusi pada menjaga stabilitas sosial (peacekeeping) dan membangun harmoni jangka panjang (peacebuilding), termasuk melalui integrasi dalam pendidikan formal dan penggunaan teknologi digital. Kajian ini menegaskan bahwa tradisi “gawe rapah” tetap relevan sebagai mekanisme resolusi konflik berbasis kearifan lokal dan memiliki potensi untuk menjadi model penyelesaian konflik yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat multikultural lainnya.

References

Anam, Fikri Khairul, and Satria Wiranata. 2024. “Gawe Rafah Tradition as Interreligious Conflict Resolution in West Lombok Regency.” Studi Multidisipliner: Jurnal Kajian Keislaman 11(1):43–56. doi: 10.24952/multidisipliner.v11i1.10687.

Ash-Shidiq, Muhammad Aulia, and Ahmad R. Pratama. 2021. “Ujaran Kebencian Di Kalangan Pengguna Media Sosial Di Indonesia : Agama Dan Pandangan Politik.” Universitas Islam Indonesia 2(1):1–11.

Fitriani, Mohamad Iwan. 2016. “Kepemimpinan Kharismatis-Transformatif Tuan Guru Dalam Perubahan Sosial Masyarakat Sasak-Lombok Melalui Pendidikan.” Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam 16(1):175. doi: 10.21154/al-tahrir.v16i1.332.

Gaffar, Abdul. 2024. “The Conflict Dynamics of Ahmadiyya Lombok: Public Services and Negative Stigma.” Jurnal Fuaduna : Jurnal Kajian Keagamaan Dan Kemasyarakatan 8(1):70–82. doi: 10.30983/Fuaduna.v8i1.8507.

Galtung, Johan. 1980. “Three Realistic Approaches to Peace.” Impact of Science on Society 26(1):103–15.

Hamdi, Saipul. 2015. “TUAN GURU, POLITIK DAN KEKERASAN-RITUAL DALAM KONFLIK NAHDLATUL WATHAN DI LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT.” TEOLOGIA 26(2):242–69.

Insidelombok.id. 2024. “Integrasi Bau Nyale Dalam Pembelajaran: Menumbuhkan Kesadaran Budaya Dan Lingkungan Siswa.” Retrieved (https://insidelombok.id/pendidikan/integrasi-bau-nyale-dalam-pembelajaran-menumbuhkan-kesadaran-budaya-dan-lingkungan-siswa/?).

Jumarim, ed. 2012. Gawe Rapah Warga : Menilik Masa Lalu-Menata Hari Ini-Merangkai Masa Depan. Lombok Barat.

Kemenparekraf. 2022. “Alasan Mengapa Lombok Dijuluki Pulau Seribu Masjid.” 1. Retrieved (https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Alasan-Mengapa-Lombok-Dijuluki-Pulau-Seribu-Masjid).

Khalid, Idham, and Andi Hartik. 2022. “Gawe Rapah Untuk Mempererat Kembali Kerukunan Di Mareje Halaman All - Kompas.Com.” Kompas.Com.

Liliweri, A. 2003. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKiS.

Populis.id. 2022. “Pembakaran Rumah Warga Desa Mareje Didasari Aksi Bela Agama?” Retrieved (https://populis.id/read20890/pembakaran-rumah-warga-desa-mareje-didasari-aksi-bela-agama).

Prayitno, Panji. 2024. “Fakta Menarik Lombok Dijuluki Kota Seribu Masjid, Begini Asal Usulnya.” Www.Liputan6.Com. Retrieved (https://www.liputan6.com/regional/read/5632045/fakta-menarik-lombok-dijuluki-kota-seribu-masjid-begini-asal-usulnya).

Rapanna, Patta. 2016. Membumikan Kearifan Lokal Menuju Kemandirian Ekonomi. edited by H. Syamsul. Makassar: CV SAH MEDIA.

Sumardi, Lalu, and Farida Hanum. 2019. “Social Mobility and New Form of Social Stratification: Study in Sasak Tribe, Indonesia.” International Journal of Scientific and Technology Research 8(10):708–12.

Times, IDN. 2024. “Keberagaman Dan Kearifan Suku Sasak, Warisan Budaya Lombok.” Retrieved (https://ntb.idntimes.com/life/education/idn-times-hyperlocal/keberagaman-dan-kearifan-suku-sasak-warisan-budaya-pulau-lombok).

Tohri, Ahmad, Zulkarnain Zulkarnain, Huldiya Syamsiar, Lalu M. Istiqlal, Abdul Rasyad, and Bambang Eka Saputra. 2023. “The Central Role of Tuan Guru in the 19th Century Social Revolution Movement in Lombok.” Khazanah Sosial 5(3):488–507. doi: 10.15575/ks.v5i3.27429.

Viqi, Ahmad. 2022. “Satgas Konflik Sosial Bertugas Selama 3 Bulan Di Mareje.” DetikBali. Retrieved (https://www.detik.com/bali/nusra/d-6083633/satgas-konflik-sosial-bertugas-selama-3-bulan-di-mareje).

Wahab, Abdul Jamil. 2015. Harmoni Di Negeri Seribu Agama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wijanarko, Radianto. 2022. “Bersatu Kembali, Warga Mareje Berpelukan Dan Saling Memaafkan.” Kabupaten Lombok Barat.

Downloads

Published

2024-11-30

How to Cite

Kamar, M. Z., Casmini, C., & Sa’adah, N. (2024). Gawe Rapah sebagai Model Resolusi Konflik Berbasis Kearifan Lokal di Pulau Seribu Masjid, Lombok. urnal osiologi gama ndonesia (JSAI), 5(3), 479–492. https://doi.org/10.22373/jsai.v5i3.6413

Issue

Section

Research Articles