IMLEK MUSLIM (REKONSTRUKSI MAKNA BUDAYA DALAM KOMUNITAS MUSLIM TIONGHOA MAKASSAR)

Authors

  • Nurkhalis A. Ghaffar UIN Alauddin Makassar
  • Marwati Marwati UIN Alauddin Makassar
  • Asriyah Asriyah UIN Alauddin Makassar
  • Anwar Abd. Rahman UIN Alauddin Makassar

Keywords:

Imlek, Rekonstruksi, Budaya, Muslim Tionghoa

Abstract

ABSTRAK

 

Imlek adalah perayaan pergantian tahun baru bagi masyarakat Tionghoa. Berdasarkan kalender Tionghoa, Imlek 2575 dimulai pada pada 10 Pebruari 2024 yang dilambangkan dengan Shio Naga (Naga Kayu). Perayaan Imlek tidak hanya diikuti oleh masyarakat Tionghoa yang nir-Islam tetapi juga muslim Tionghoa. Pada kelompok muslim Tionghoa, perayaan imlek memiliki makna sendiri yang berbeda dengan masyarakat Tionghoa nir-Islam. Makalah ini membahas tentang peringatan Imlek di kalangan Muslim Tionghoa Makassar, makna dan proses negoisasi budaya imlek bagi muslim Tionghoa. Bagi masyarakat Tionghoa yang nir-Islam, imlek diyakini adalah bagian dari ritual agama Konghucu, Tao atau Budha yang merupakan agama nenek moyang orang Tionghoa. Oleh karenanya mereka melakukan beberapa kegiatan untuk menyambutnya seperti sembahyang di vihara Girinaga, berkumpul bersama keluarga sambil makan, menampilkan tarian Barongsai, memberikan Ang Pao. Sedangkan bagi muslim Tionghoa Makassar, Imlek hanya dimaknai sebagai budaya yang tidak boleh tertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karenanya mereka merekonstruksi imlek melalui konformitas budaya, memaknainya sebagai perekat sosial, peneguhan identitas, dan media dakwah dalam memperkenalkan Islam. Rekonstruksi makna Imlek di kalangan muslim Tionghoa Makassar terjadi melalui proses negosiasi budaya secara evolutif yang diperankan oleh Persatuan Tionghoa Muslim Indonesia (PITI) organisasi yang mewadahi para muslim Tionghoa, muballig yang secara intens memberikan pemahaman tentang Islam dan masyarakat Makassar yang mendukung proses tersebut.

 

Keywords: Imlek, Rekonstruksi, Budaya, Muslim Tionghoa    

References

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. Irwan (eds), Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008.

Bahrum. Shaifuddin, Cina Peranakan Makassar. Pembauran Melalui Perkawinan Antarbudaya Makassar: Yayasan Baruga Nusantara, 2003.

Hamid. Abd. Rahman, Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Ombak, 2013

Hasdy, “Anjing Menggonggong Pilkada Berlalu”, Tribun Timur, Jum’at, 18 Februari 2018.

Heri Poerwanto, Cina Khek di Singkawang. Cet. II, Depok, Komunitas Bambu: 2014.

Mathar. M. Qasim, “Mistik, Imlek & Nomor Urut Calon”. Tribun Timur, Jum’at, 18 Februari 2018.

Ram. Aminuddin, “ Alih Agama di Kalangan Etnik Tionghoa, Studi Kasus Mualaf Tionghoa di Makassar”, Disertasi. Makassar: PPs UNHAS, 2009.

Rosmini dkk, “Geliat Keberagamaan Moderat Komunitas Muslim Tionghoa; Kontribusi Pengkajian Islam Intensif dalam Keberagamaan Moderat Komunitas Muslim Tionghoa Kota Makaassar”. Jurnal Al-Ulum Vol. 16 No. 1 Juni 2016.

Said, Nurman. Religiusitas Orang Bugis. Yogyakarta: Cakrawala Media Yogyakarta, 2009.

Tjandrasasmita. Uka, Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2009

Wahyuddin G, “Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kota Makassar”. Disertasi. Makassar: PPs UIN Alauddin, 2014.

Yuanzhi. Kong, Cheng Ho, Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Jakarta: Obor, 2015.

https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_raya_tradisional_Tionghoa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun Baru Imlek.

https://www.bandung.go.id/news/read/9020/tahun-baru-imlek-2024-shio-naga-unsur-kayu-membawa-hoki

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Jurnal_Desain/article/viewFile/350/328

Downloads

Published

2024-07-10

Issue

Section

Articles