Pucuk Bang, A Balinese Musical Composition Komposisi | Pucuk Bang, Sebuah Komposisi Karawitan Bali
DOI:
https://doi.org/10.22373/jrpm.v1i2.1256Keywords:
Pucuk Bang, Tabuh kreasi, gong kebyarAbstract
Bunga pucuk bang masih dibutuhkan untuk kepentingan upacara keagamaan. Selama agama Hindu masih tetap tegak di Bali, bunga pucuk bang akan tetap dibutuhkan. Tidak sekedar memenuhi kebutuhan sarana upakara, bunga pucuk bang juga memiliki nilai yang khusus, yang patut kita jaga dan lestarikan keberadaanya. Pucuk bang merupakan judul dari karya tabuh kreasi ini, yang menggunakan media ungkap gamelan gong kebyar. Karya ini terinspirasi darimelihat tanaman bunga pucuk bang yang ada di pekarangan rumah. Dari pemaknaan bunga pucuk bang secara etimologis, terciptalah karya pucuk bang ini. Metode yang digunakan dalam garapan ini ialah metode yang dikemukan oleh Alma M. Hawkins, dalam penciptaan tari yaitu Tahap Penjajagan (eksplorasi), Tahap Percobaan (improvisasi), dan Tahap Pembentukan (forming). Konsep dari garapan ini berpedoman pada konsep Tri Angga (kawitan, pengawak, pengecet) dan masih menggunakan pola-pola tradisi. Pola-pola tradisi tersebut dikembangkan baik dari struktur lagu, teknik permainan/motif permainan dengan penataan unsur-unsur musikal seperti: nada, melodi, ritme, tempo, harmoni dan dinamika. Karya tabuh kreasi yang berjudul pucuk bang ini memiliki durasi 11 menit kurang 12 detik dengan menggunakan 28 pendukung termasuk penata. Karya tabuh kreasi pucuk bang ini disajikan secara konser, yang di rekam di Green Kubu, Br. Sebunibus, Nusa Penida.
References
Hawkins, A. M. (2003). Creating Through Dance (Mencipta Lewat Tari terjemahan Y. Sumandiyo Hadi). Manthili Yogyakarta.
Pryatna, I. P. D., Santosa, H., & Sudirga, I. K. (2020). Permainan Kendang Bali. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i2.2991
Raka, A. A. G. (2013). Menguak Nilai Kearifan Lokal Bunga Pucuk Bang dan Buah Manggis. Udayana University Press.
Santosa, H., Ketut Sudhana, & Santosa, Hendra., I Ketut Sudhana, S. (2015). Prototive Gamelan Sistem Sepuluh Nada Dalam Satu Gembyang. Segara Widya.
Saptono; Hendra, S. (2016). Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitasa Karawitan Bali. Pantun.
Saptono, S., Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38.
Sukarta, A. G., Muryana, I Ketut. (2021). Music Composition Bebarongan “Cepuk”| Tabuh Petegak Bebarongan “Cepuk.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(1), 29–36.
Supriyadnyana, P. G. W., Mustika, P. G., & Muryana, K. (2020). Pengantar Karya Komposisi Tabuh Kreasi Pepanggulan Amande. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 6(1), 16–25.
Yasa, I. K. (2018). Angsel-Angsel dalam Gong Kebyar. Mudra Jurnal Seni Budaya. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.324.